PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN METODE KEPRAMUKAAN (PDK DAN MK)

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN METODE KEPRAMUKAAN (PDK DAN MK)
1. TUJUAN.
A. Tujuan Umum Kursus.
Peserta Kursus mengenal dan memahami dan menghayati Prinsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan (PDK dan MK) sebagai norma seorang anggota Gerakan Pramuka.
B. Tujuan Khusus Kursus.
Setelah menerima materi ini, diharapkan peserta Kursus dapat :
1. Menjelaskan PDK dan MK
2. Membedakan PDK dan MK dengan PDMPK
3. Menyebutkan unsur-unsur PDK dan MK secara terpadu.
4. Menerapkan Prinsip-prinsip PDK dan MK dalam Gerakan Pramuka.
2. MATERI.
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN
Prinsip dasar ialah asas yang mendasar yang menjadi dasar dalam berfikir dan bertindak.
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk
kegiatan menarik, menyenangkan dan menantang yang dilakukan di alam terbuka dengan sasaran
akhir pembentukan watak.
Prinsip Dasar Kepramukaan adalah asas yang mendasari kegiatan Kepramukaan dalam upaya
membina watak peserta didik.
Prinsip Dasar Kepramukaan terdiri atas :
1. Iman dan taqwa kepada Tuhan YME
2. Peduli terhadap bangsa, negara, sesama manusia dan alam serta seisinya.
3. Peduli terhadap diri sendiri.
4. Taat kepada Kode Kehormatan Gerakan Pramuka.
Menerima dan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat Pramuka, baik sebagai
makhluk Tuhan YME, mahluk sosial maupun individu yang menyadari bahwa pribadinya :
a. Taat pada perintah Tuhan YME, dan beribadah sesuai tata cara dari agama yang dipeluknya
serta menjalankan segala perintah-Nya dan manjauhi segala larangan-Nya
b. Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan sesama
manusia dalam kehidupan bersama yang didasari oleh prinsip kemanusiaan yang adil dan
beradab.
c. Diberi tempat hidup dan berkembang oleh Tuhan YME di bumi yang berunsurkan tanah, air dan
udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama, berkeluarga, bermasyarakat,
dan berbangsa yang rukun dan damai.
d. Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta memperkokoh
persatuan menerima kebhinekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
e. Merasa wajib peduli terhadap lingkungannya dengan cara menjaga, memelihara dan
menciptakan lingkungan hidup yang baik.
f. Menyadari bahwa sebahai anggota masyarakat, wajib peduli pada kebutuhan sendiri agar kader
pembangunan dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.
g. Selalu berusaha taat pada Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari.
Fungsi Prinsip Dasar Kepramukaan, sebagai :
a. Norma hidup anggota Gerakan Pramuka
b. Landasan Kode Etik Gerakan Pramuka
c. Landasan sistem nilai Gerakan Pramuka
d. Pedoman dan arah Pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka
e. Landasan gerak dan kegiatan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya
METODE KEPRAMUKAAN.
Metode adalah suatu cara/teknik untuk mempermudah tercapainya tujuan kegiatan. Metode
Kepramukaan ialah cara memberikan pendidikan watak pada peserta didik melalui kegiatan
Kepramukaan yang menarik, menyenangkan dan menantang yang disesuaikan kondisi, situasi
kegiatan peserta didik. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progesif melalui :
Pengamalan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka
a. Belajar sambil melakukan
b. Sistem berkelompok
c. Kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
d. Kegiatan di alam terbuka
e. Sistem tanda kecakapan
f. Sistem Satuan terpisah untuk Satuan putra dan putri
g. Kiasan Dasar
KODE KEHORMATAN PRAMUKA DAN MOTTO GERAKAN PRAMUKA
1. TUJUAN.
A. Tujuan Umum Kursus.
Peserta Kursus mengenal dan memahami Kode Kehormatan Pramuka dan Motto Gerakan
Pramuka dalam bentuk janji / satya ketentuan moral / darma.
B. Tujuan Khusus Kursus.
Setelah menerima materi ini, diharapkan peserta Kursus dapat :
1. Menjelaskan makna kode kehormatan Pramuka dalam bentuk janji / satya dan ketentuan
moral / darma
2. Menyebutkan kode kehormatan Pramuka dalam bentuk janji / satya bagi golongan Siaga,
Penggalang, Penegak dan Pandega.
3. Menyebutkan kode kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuan moral bagi golongan
Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega.
4. Menyebutkan cara-cara mengamalkan kode kehormatan Pramuka.
5. Menjelaskan pengertian motto Kepramukaan.
6. Menyebutkan Motto Kepramukaan.
2. MATERI.
a. Kode Kehormatan Pramuka.
1) Makna Kode Kehormatan Pramuka yang disebut satya / janji adalah :
_ Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persyaratan keanggotaan.
_ Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan
janji.
_ Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi,
intelektualitas, emosi, sosial, dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat lingkungannya.
2) Makna Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuan moral yang disebut darma
merupakan :
_ Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
_ Upaya memberi pengalaman praktis.
_ Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
Kepramukaan.
_ Kode Etik organisasi Gerakan Pramuka.
3) Pengertian Kode Kehormatan Gerakan Pramuka adalah :
_ Kode Kehormatan adalah suatu norma / ukuran kesadaran mengenai akhlak (budi
pekerti) yang tersimpan dalam hati orang sebagai akibat karena orang tersebut tahu
akan harga dirinya.
_ Kode Kehormatan Pramuka adalah suatu norma dalam kehidupan Pramuka yang
merupakan ukuran atau standar tingkah laku Pramuka di masyarakat.
4) Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas :
a. SATYA PRAMUKA, merupakan janji yang diucapkan secara suka rela oleh seorang
calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaannya.
b. DARMA PRAMUKA, adalah alat proses pendidikan diri yang progesif untuk
mengembangkan budi pekerti luhurjuga sebagai landasan gerak Gerakan Pramuka
untuk mencapai tujuan pendidikan melalui Kepramukaan yang kegiatan mendorong
Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati,
memiliki rasa kebersamaan dan kegotong royong.
Kode kehormatan Gerakan Pramuka untuk masing-masing golongan usia itu berbeda-beda
disesuaikan dengan perkembangan rohani dan jasmani masing-masing golongan anggota
gerakan Pramuka yaitu :
1. Siaga ( 7 – 10 tahun) : janji → DWI SATYA
: Darma → DWI DARMA
2. Penggalang (11 – 15 tahun) : janji → TRI SATYA
: Darma → DASA DARMA
3. Penegak (16 – 20 tahun) : janji → TRI SATYA
: Darma → DASA DARMA
4. Pandega (21 – 25 tahun) : janji → TRI SATYA
: Darma → DASA DARMA
5. Anggota Dewasa : janji → TRI SATYA
: Darma → DASA DARMA
Kode Kehormaan bagi Anggota Siaga
1. Janji yang disebut Dwi Satya yang berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara KeSatuan Republik Indonesia dan
mengikuti Tata Krama keluarga
- Setiap hari berbuat kebajikan.
2. Ketentuan moral disebut Dwi Darma selengkapnya berbunyi
1. Siaga Berbakti kepada Ayah Bundanya
2. Siaga berani dan tidak putus asa
Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang
1. Janji yang disebut Tri Satya yang berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku akau berjanji akan bersungguh-sungguh
- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila
- Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
- Menepati Dasa Darma
2. Ketentuan Moral yang disebut Dasa Darma yang selengkapnya berbunyi :
Pramuka itu :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran berkataan dan perbuatan
Kode kehormatan bagi Penegak, Pandega dan anggota Dewasa
1. Janji yang disebut Tri Satya yang berbunyi sebagai berkut:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh
- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila
- Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
- Menepati Dasa Darma
2. Ketentuan moral yang disebut Dasa Darma (sama seperti Pramuka Penggalang) yang
selengkapnya berbunyi :
Pramuka itu :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran berkataan dan perbuatan
b. Motto Gerakan Pramuka
Motto adalah semboyan yang diciptakan dalam usaha untuk memberikan semangat (spirit)
kepada anggota dalam visi dan misi lembaga.
Motto Pembina Pramuka :
” IKHLAS BAKTI BINA BANGSA BER BUDI BAWA LAKSANA”
Motto Gerakan Pramuka merupakan motto tetap dan tunggal bagi Gerakan Pramuka :
”SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN ”
Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk meningkatkan
setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri
untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.

LAMBANG DAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

LAMBANG DAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA
1. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Peserta didk mengerti, memahami dan menghayati makna yang terkandung dalam lambang Gerakan Pramuka dan menjadikannya sebagai sikap hidup sehari-hari, serta dapat memakai tanda pengenal pada tempatnya.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta Kursus dapat:
1. Menjelaskan pengertian lambang Gerakan Pramuka sebagai tanda pengenal organisasi yang bersifat tetap.
2. Menyebutkan dan menjelaskan arti kiasan lambang Gerakan Pramuka.
3. Menjelaskan penggunaan lambang Gerakan Pramuka sebagai tanda pengenal organisasi dan sebagai alat administrasi Gerakan Pramuka.
4. Menerapkan kiasan lambang dalam kehidupan sehari-hari.
2. MATERI
Pengertian Lambang
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka yang dicita - citakan oleh Gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh Almarhum Bapak Soenardjo Atmodipuro, seorang Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai pegawai tinggi Departemen Pertanian. Lambang Gerakan Pramuka ini digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961, pada Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.
Bentuk dan Arti Kiasan
a. Bentuk Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (silhouelte)
tunas kelapa.
b. Arti kiasan adalah:
1. Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan CIKAL dan istilah CIKALBAKAL di Indonesia berarti : "Penduduk asli yang pertama yang meurunkan generasi baru". Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa
Indonesia.
2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Jadi
Mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan Jasmaniah sehat, kuat, dan ulet, serta menghadapi segala tantangan dalam
hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi
tanah air dan bangsa Indonesia.
3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
4. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi di Indonesia. Jadi mengkiaskan bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat didalam tanah. Jadi mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai citacitanya.
6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada tanah air, bangsa dan Negara KeSatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.


Pengertian Tanda Pengenal
Yang dimaksud Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka yang dapat menunjukkan segala sesuatu mengenai identitas seorang anggota Gerakan Pramuka.
Maksud dan Tujuan
1. Pemakaian tanda Pengenal Gerakan Pramuka ini dimaksudkan untuk mempermudah mengenal identitas diri seorang Pramuka, Satuan, Wilayah Tugas, Jabatan dan kecakapannya.
2. Tujuan dipakainya Tanda Pengenal Gerakan Pramuka yaitu:
1) Memberi motivasi kepada anggota Gerakan Pramuka agar,
a. Menggunakan hak dan melaksanakan kewajiban sesuai tugas dan tanggungjawabnya,
b. Bergairah dan bersemangat dalam meningkatkan kemampuan, kecakapan dan karyanya,
c. Bersungguh-sungguh melaksanakan janji dan ketentuan moral,
d. Mengamalkan pengetahuan dan kecakapan sesuai tanda-tanda pengenal yang dipakainya.
2) Menanamkan dan mengembangkan,
a. Rasa persaudaraan di kalangan anggota Gerakan Pramuka,
b. Kesadaran ikut memiliki, memelihara dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri, Satuan dan Organisasi,
c. Kebanggaan dan rasa percaya diri,
d. Jiwa kepemimpinan.
3) Fungsi Tanda Pengenal
1) Sebagai alat pendidikan,
2) Sebagai alat pengenal,
3) Sebagai tanda pengakuan atau pengesahan,
4) Sebagai tanda penghargaan.
4) Macam-macam Tanda Pengenal
1) Tanda Umum
Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik baik putra maupun putri.
Macamnya: Tanda tutup kepala, setangan / pita leher, tanda pelantikan, tanda harian, tanda WOSM.
2) Tanda Satuan
Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung.
Macamnya: Tanda Barung / Regu / Sangga, Gugus Depan, Kwartir, MABI, Krida, Saka, Lencana Daerah, Satuan dll.

3) Tanda Jabatan
Tanda jabatan menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka.
Macamnya: Tanda Pimpinan / Wakil Pimpinan Barung / Regu / Sangga, Sulung, Pratama,
Pradana, Pimpinan / Wakil Krida / Saka, Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih,
Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka, dll.
4) Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya: Tanda Kecakapan Umum / Khusus, Pramuka Garuda dan tanda keahlian lain bagi orang dewasa.
5) Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, Kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya : Peserta didik: Tiska, Tigor, Bintang Tahunan, Bintang Wiratama,
Bintang Teladan.
Orang dewasa : Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.
5) Penggunaan Tanda Pengenal
1) Tanda Pengenal bukan sebagai perhiasan dan bukan alat untuk membedakan kedudukan atau martabat anggota Pramuka.
2) Agar pemakaian dan pemberian Tanda Pengenal dapat menepati fungsi dan memenuhi upaya pencapaian tujuan, maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemakaian tanda pengenal selalu disertai dengan tanggungjawab dan kewajiban untuk menjaga nama baik diri, Satuan, dan organisasi, berupaya memanfaatkan dan meningkatkan kemampuan serta berusaha mengamalkan Satya dan Darma.
b. Tanda Pengenal yang dipakai harus tanda pengenal yang sah dan benar; baik bentuk, ukuran dan warna sebagaimana diatur dalam Petunjuk Penyelanggaraan.
c. Pemberian Tanda Pengenal hanya kepada seseorang yang telah memenuhi syarat tertentu sebagaimana diatur dalam Petunjuk Penyelanggaraan.
Bendera Gerakan Pramuka
Bendera Gerakan Pramuka berbentuk segi empat panjang dan beukuran tiga banding dua, berwarna dasar putih, ditengah-tengahnya terdapat lambang Gerakan Pramuka berwarna merah. Di bagian atas dan bawah bendera terdapat jalur merah dengan ukuran lebar 1/10 dari lebar bendera. Letaknya 1/10 dari lebar bendera, dari sisi atas dan sisi bawah. Pada bagian pinggiran tempat tali bendera terdapat jalur merah sepanjang lebar bendera dengan ukuran lebarnya 1/8 dari panjang bendera, dengan tulisan a. untuk nama Kwartir, b. untuk nama Gugus Depan dan Nomor Gugus Depan.Ukuran untuk tingkat :
Nasional : 200 x 300 cm Ranting : 60 x 90 cm
Daerah : 150 x 225 cm Gugus Depan : 60 x 90 cm
Cabang : 90 x 135 cm

SEJARAH GERAKAN PRAMUKA

SEJARAH GERAKAN PRAMUKA
1. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Peserta didik mengerti, memahami dan menghayati sejarah Gerakan Pramuka
B. Tujuan Khusus Kursus
Setelah mengikuti materi ini, peserta Kursus dapat :
1) Menguraikan andil Gerakan Pramuka dalam perjuangan kemerdekaan, sebagai patriot perjuangan bangsa untuk mewujudkan adi cita rakyat Indonesia dalam menegakkan Negara KeSatuan Republik Indonesia.
2) Menguraikan bahwa Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana, sebagai kelanjutan dan pembaharuan gerakan kepanduan nasional.
3) Menjaga kelstarian Negara KeSatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
4) Menjelaskan pengabdian Lord Baden Powell Of Gilwell
2. MATERI
Awal Kepramukaan Di Indonesia
Masa Hindia Belanda
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan Kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan Kepramukaan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.
Organisasi Kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.
Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah "Javaanse Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916. Kenyataan bahwa Kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atasdapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hizbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; SyarikatIslam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam
Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.
Hasrat bersatu bagi organisasi Kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928. Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.
Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan Kepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. Kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI). Sebagai upaya untuk menggalang keSatuan dan perSatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
Masa Bala Tentara Dai Nippon
"Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan Kepramukaan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat Kepramukaan
tetap menyala di dada para anggotanya.
Masa Republik Indonesia
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh Kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia KeSatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi Kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Kongres KeSatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi Kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947. Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian jugabagi para anggota pergerakan Kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuanganbersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah PanduRakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.
Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupkan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi Kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu satunya wadah Kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah. Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organisasi Kepramukaan mengadakan konferensi di Jakarta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.
Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota Kepramukaan sedunia
IPINDO merupakan federasi bagi organisasi Kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (PerSatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (PerSatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 IPINDO menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta. PINDO sebagai wadah pelaksana kegiatan Kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup Kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957. Seminar Tugu ini menghasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan Kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan Kepramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan November 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini
Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga IPINDO mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Kelahiran Gerakan Pramuka
Kelahiran Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa inikemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga.Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RINo.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari. Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan Hawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana Negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

PENGERTIAN SIFAT & FUNGSI KEPRAMUKAAN

PENGERTIAN, SIFAT DAN FUNGSI KEPRAMUKAAN
I. TUJUAN
A. Tujuan Umum Kursus
Peserta didik mengerti, memahami dan menghayati pengertian, sifat dan fungsi Kepramukaan.
B. Tujuan Khusus Kursus
Setelah menerima materi ini, diharapkan peserta Kursus dapat :
1. Menjelaskan pengertian Kepramukaan
2. Mempraktekkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan
3. Menguraikan bahwa Kepramukaan tempat pengabdian bagi orang dewasa
4. Menerangkan bahwa kegiatan Kepramukaan titik beratnya adalah Pembinaan watak
5. Menjelaskan bahwa Kepramukaan merupakan kegiatan yang tepat untuk membina dan mengembangkan kepemimpinan
II. MATERI
Pengertian
Kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak..
Sementara itu, The World Organization of Scout Movement (WOSM) menyatakan bahwa
Kepramukaan adalah :
1. Pendidikaan Sepanjang Hayat, yang artinya
Kepramukaan merupakan pelengkap pendidikan sekolah dan pendidikan dalam keluarga, mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh kedua pendidikan tersebut. Kepramukaan mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, minat untuk melakukan penjelajahan / penelitian, penemuan dan keinginan untuk tahu.
2. Kegiatan Kaum Muda, yang artinya :
Kepramukaan adalah suatu gerakan, suatu proses, suatu aktivitas yang dinamis dan selalu bergerak maju. Kepramukaan sebagai proses pendidikan dalam bentuk kegiatan bagi remaja dan pemuda itu dimanapun dan kapanpun selalu berubah sesuai dengan kepentingan, kebutuhan dan kondisi setempat. Peserta didik Pramuka memberikan darma baktinya sesuai kebutuhan masyarakat setempat.
3. Rekreasi yang Edukatif, yang artinya :
Kepramukaan sebagai proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menggunakan tata cara rekreasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya kegiatan itu harus dirasakan oleh peserta didik sebagai suatu yang menyenangkan, menarik, tidak menjemukkan, bukan paksaan. Kepramukaan bukan sekedar rekreasi. Dengan rekreasi itu, peserta didik dikembangkan mental, fisik, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan rasa sosial serta spiritual.
4. Terbuka Bagi Siapapun, yang artinya :
Sesuai dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang diterapkan oleh penemu Kepramukaan, Lord Baden Powell, Kepramukaan itu terbuka untuk siapapun dengan tidak memandang suku, agama, ras dan golongan.
5. Tantangan Bagi Orang Dewasa, yang artinya :
Dalam Kepramukaan orang dewasa tidak hanya memperoleh kesempatan untuk beribadah atau memberikan pengabdian, membantu kaum muda, tapi juga menghadapi tantangan dalam membina interaksi dan saling pengertian dengan kaum muda, serta dalam memahami kaum muda. Dalam pengabdiannya itu orang dewasa (Pembina) akan memperoleh pelatihan dan pengalaman yang sangat berharga yangdapat meningkatkan kualitas sumber daya potensi yang dimilikinya.
6. Kesukarelaan, yang artinya :
Kesukarelaan merupakan ketentuan konstitusional keanggotaan organisasi gerakan Kepramukaan di seluruh dunia. Gerakan Pramuka yang keanggotaannya tidak berdasarkan kesukarelaan bukanlah organisasi gerakan Kepramukaan dan menjadi anggota organisasi gerakan Kepramukaan dan tidak menjadi anggota WOSM (World Organization Scouting Movement – Mabes di Jenewa Swiss). Seorang yang menjadi anggota Gerakan Pramuka kalau ia sukarela menerima, menerapkan ketentuan moral Gerakan Pramuka berupa kode kehormatan Pramuka Tri Satya dan Dasa Darma serta secara sukarela mengucapkan Tri Satya dan mengamalkannya.
7. Non Politik dan Non Pemerintah, yang artinya :
Gerakan Kepramukaan sebagai organisasi pendidikan, tidak dan harus tidak menjadi bagian atau mewakili partai politik atau organisasi apapun pemerintah dan instansinya. Namun para Pramuka didorong untuk memberikan pengabdian yang konstruktif kepada masyarakat, bangsa dan negara. Setiap Pramuka disiapkan untuk menjadi warga negara yang bermoral tinggi, sehat mental fisiknya dan mengabdikan dirinya bagi masyarakat, bangsa dan negara.
8. Metode, yang artinya :
Kepramukaan merupakan cara Pembinaan dan pengembangan sumberdaya
manusia/potensi/akhlak, budi pekerti kaum muda, yang dilaksanakan dengan Metode Kepramukaan. Metode Kepramukaan diterapkan dalam semua kegiatan dengan cara:
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
b. Belajar sambil mengerjakan, peserta didik berpartisipasi aktif bersama rekannya dalam setiap kegiatan yang diikutinya.
c. Kegiatan Kelompok Kecil dilakukan dalam kelompok kecil untuk mengembangkan kepemimpinan, keterampilan kelompok, team work, dan rasa tanggungjawab pribadi.
d. Kegiatan di alam terbuka dimana terjadi kontak dengan alam seisinya merupakan proses pembelajaran lingkungan yang kaya dimana keadaan alam kreativitas dan penemuan berpadu menimbulkan petualangan dan tantangan. Pemberian anugerah karya merupakan dorongan bagi peserta didik untuk berkarya.
9. Norma Hidup, yang artinya :
Kepramukaan sebagai proses pendidikan, merupakan norma hidup yang mengandung : nilai spiritual Nilai hidup yang menekankan pada upaya mengutamakan nilai spiritual dalam kehidupan dan penghidupan diatas kehidupan material.
10. Nilai sosial
Mendorong peserta didik untuk melibatkan diri dalam pembangunan masyarakat, menghormati dan menghargai orang lain dan integritas alam seisinya. Dengan Kepramukaan mempromosikan kerukunan dan kedamaian lokal maupun internasional, serta memupuk saling pengertian dan kerjasama.
11. Nilai Pribadi.
Membina dan mengembangkan rasa tanggungjawab pribadi serta membangkitkan hasrat peserta didik untuk bersikap dan bertindak laku yang bertanggungjawab.
12. Sifat Kepramukaan.
Gerakan Pramuka adalah Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia.
Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, yang timbul dari dalam hati sanubarinya, tanpa paksaan dan tekanan tidak membedakan suku, agama, ras dan golongan.
a. Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan politik, bukan bagian dari salah satu organisasi politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.
b. Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dalam melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan, khususnya pendidikan luar sekolah dan di luar keluarga.c. Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya masingmasing.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kepramukaan bersifat : Nasional, Internasional dan Universal.
13. Fungsi Kepramukaan
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan luar sekolah dan diluar sekolah dan diluar keluarga serta sebagai wadah Pembinaan dan pengembangan generasi muda, dengan menerapkan prinsip dasar Kepramukaan dan metode Kepramukaan serta sistem among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.
Dapat juga dikatakan bahwa fungsi Kepramukaan adalah ;
PERMAINAN (Game), bagi peserta didik (permainan yang menyenangkan, menarik, menantang dan mengandung pendidikan).
PENGABDIAN (Job), bagi orang dewasa yang memerlukan keikhlasan, ketulusan dalam mengabdikan dirinya untuk peserta didik.
ALAT (Mean) UNTUK MENCAPAI TUJUAN, (untuk mencapai tujuan gerakan Pramuka).
Pramuka sebagai pelopor / penggerak PERUBAHAN DALAM MASYARAKAT. Mau dibawa kemana Pramuka? Sebenarnya sudah tersirat di dalam lagu Hymne Pramuka.

KESEHATAN PERJALANAN

KESEHATAN PERJALANAN

Bagi pra penjelajah alam sangat perlu mengetahui tentang kesehatan perjalanan untuk menjaga hal – hal yang aneh dan tidak diinginkan.

Beberapa petunjuk untuk menghemat tenaga

· Usahakan tetap kering

· Jangan berkeringat

· Kerjakan pekerjaan dengan lambat

· Beristirahat 5 menit untuk 1 jam

· Minumlah cairan yang di panaskan

· Pakailah tutup kepala

· Nyamankan tubuh

· Jangan panik

· Menghemat tenaga

  • Banyak – banyak makan

Beberapa macam gangguan kesehatan

  • Dislokasi
  • Terpelosok dan terkilir
  • Kejang otot
  • Sengatan serangga dan gigitan binatang berbisa
  • Hilangnya kesadaran
  • heat strok
  • Dehidrasi
  • Mountain sickness ( mabuk gunung )
  • Hypotermia

Perlengkapan PP

Obat Luar :

  • Tensoplas
  • Betadine
  • Kapas
  • Perban
  • Kasa steril
  • Mitela
  • Rivanol
  • Boot water
  • Alkohol
  • Solfatilamit
  • Minyak kayu putih
  • Bedak salisil
  • Balsem
  • Conterpen
  • Pembalut wanita
  • Dll

Obat dalam :

  • Obat pusing ( antalgin, amoxisilin,dll )
  • Obat penurun panas ( paracetamol, dll )
  • Obat maag ( antasida )
  • Obat pencahar ( norit )
  • Obat gatal ( bedak salisil, CTM )
  • Obat diare ( diaform, oralit,dll )
  • Vit. C dan B komplex
  • Obat haid ( antasida, feminax, papaverin)
  • Obat asma ( asmasolon )
  • Anti nyeri ( asam mafenat )
  • Dll

Peralatan tambahan

  • Pinset
  • Gunting
  • Daftar Obat
  • Ballpoint
  • Kartu pasien

Prinsip : Sehat fisik dan mental

Hal – hal yang berkaitan dengan fisik

1. kelelahan

a. Istirahat secukupnya

b. Beri multivitamin ( Vit. C / Vit. B komplex )

1. Kaki melepuh

Kompres dengan revanol lalu balut dengan perban, jika sudah tidak melepuh beri betadine.

1. Pusing karena kepanasan dan kedinginan

a. Kepanasan usahakan pasien diteduhkan lalu dikasih obat Antalgin / paracetamol

b. Kedinginan usahakan pasien diberi kehangatan lalu kasih obat Antalgin.

1. Sakit perut

a. kembung ( beri minum hangat lalu kasih obat Antasida )

b. Melilit ( beri minum hangat lalu beri anti nyeri, asam mafenat )

c. Tidak bisa buang air besar ( banyak makan buah, beri Vit. C )

d. Karena haid ( beri obat haid + antalgin )

1. Alergi gatal

Oleskan salep dikulit yang gatal lalu beri CTM

1. Sakit mata

Bersihkan dengan boor water + gelas pembersih mata lalu tetesi dengan obat tetes mata.

1. Nyeri otot

a. Luruskan anggota badan yang sakit

b. Olesi dengan minyak gosok

c. Beri obat anti nyeri

1. Badan panas

Beri paracetamol, istirahat secukupnya, beri multivitamin.

1. Penyakit bawaan ( Asma, anemia, typus, lemah jantung )

diposting oleh : Rohhyd.guidance